Selasa, 04 September 2012

Mainan Tradisional Jawa Tengah


Gobak Sodor

Gobak Sodor adalah sejenis permainan daerah. Permainan ini adalah sebuah permainan grup yang terdiri dari dua grup, di mana masing-masing tim terdiri dari 3 - 5 orang.



Cara Bermain
Diawali dengan membuat garis-garis penjagaan dengan kapur seperti lapangan bulu tangkis, bedanya tidak ada garis yang rangkap, Gobak Sodor terdiri dari dua tim, satu tim terdiri dari tiga orang. Aturan mainnya adalah mencegat lawan agar tidak bisa lolos ke baris terakhir secara bolak-balik. Untuk menentukan siapa yang juara adalah seluruh anggota tim harus secara lengkap melakukan proses bolak-balik dalam area lapangan yang telah ditentukan.
Anggota tim yang mendapat giliran “jaga” akan menjaga lapangan , caranya yang dijaga adalah garis horisontal dan ada juga yang menjaga garis batas vertikal. Untuk penjaga garis horisontal tugasnya adalah berusaha untuk menghalangi lawan mereka yang juga berusaha untuk melewati garis batas yang sudah ditentukan sebagai garis batas bebas. Bagi seorang yang mendapatkan tugas untuk menjaga garis batas vertikal maka tugasnya adalah menjaga keseluruhan garis batas vertikal yang terletak di tengah lapangan.
Permainan ini sangat menarik, menyenangkan sekaligus sangat sulit karena setiap orang harus selalu berjaga dan berlari secepat mungkin jika diperlukan untuk meraih kemenangan. Kalau kita sudah lepas dari garis batas terakhir kita menjadi bebas merdekaa.. inilah yang kita tuju.. Nilai Spiritual dalam Permainan Galasin….Selain kebersamaan, kita juga bisa belajar kerja sama yang kompak antara satu penjaga dan penjaga lain agar lawan tidak lepas kendali untuk keluar dari kungkungan kita. Di pihak lain bagi penerobos yang piawai, disana masih banyak pintu-pintu yang terbuka apabila satu celah dirasa telah tertutup. Jangan putus asa apabila dirasa ada pintu satu yang dijaga, karena masih ada pintu lain yang siap menerima kedatangan kita, yang penting kita mau mau berusaha dan bertindak segera. Ingatlah bahwa peluang selalu ada, walaupun terkadang nilai probabilitasnya sedikit.

Gatrik


Gatrik atau dengan nama lain yaitu tak kadal, patil lele atau juga di kenal dengan nama benthik di daerah sekitar yogyakarta, jawa tengah. Pada masanya pernah menjadi permainan yang populer di Indonesia. Merupakan permainan kelompok, terdiri dari dua kelompok.
Permainan ini menggunakan alat dari dua potongan bambu yang satu menyerupai tongkat berukuran kira kira 30 cm dan lainnya berukuran lebih kecil. Pertama potongan bambu yang kecil ditaruh diantara dua batu atau di atas lubang (luwokan) harus dipersiapkan di atas tanah lalu dipukul oleh tongkat bambu, diteruskan dengan memukul bambu kecil tersebut sejauh mungkin, pemukul akan terus memukul hingga beberapa kali sampai suatu kali pukulannya tidak mengena/luput/meleset dari bambu kecil tersebut. Setelah gagal maka orang berikutnya dari kelompok tersebut akan meneruskan. Sampai giliran orang terakhir.
Biasanya setelah selesai maka kelompok lawan akan memberi hadiah berupa gendongan dengan patokan jarak dari bambu kecil yang terakhir hingga ke batu awal permainan dimulai tadi. Makin jauh, maka makin enak digendong dan kelompok lawan akan makin lelah menggendong.

Engklek

permainan ini disebut engklek dan biasanya dimainkan oleh anak-anak perempuan. Permainan yang serupa dengan peraturan berbeda di Britania Raya disebut dengan hopscotch. Permainan hopscotch tersebut diduga sangat tua dan dimulai dari zaman Kekaisaran Romawi.


Cara Bermain :
Tiap anak mengambil batu kecil dan berusaha melemparkan ke arena, mulai dari kotak yang pertama. Lalu anak akan berjinjit masuk ke dalam kotak-kotak tersebut. Setalah berhasil sampai ujung, anak akan berusaha kembali ke tempat asal, sampil memungut batu miliknya pada kotak sebelum kotak yang terdapat batu miliknya. Giliran akan berganti bila saat anak berjinjit, dia menyentuh garis atau salah melemparkan batu.


Setelah berhasil menempatkan batu sampai ujung, dia akan mendapatkan bintang. Dimana bintang diletakkan, ditentukan dengan melemparkan batu ke kotak yang diinginkan. Kotak yang terdapat bintang miliknya tidak boleh diinjak oleh lawan-lawannya sehingga akan menyulitkan lawan. Anak yang paling banyak mendapatkan bintang adalah pemenangnya.

Cublak-Cublak Sueng

Kalau orang Amerika punya truth or dare, orang Jawa punya cublak-cublak suweng. Sama-sama sebuah permainan yang mengharuskan pesertanya melakukan hal lain jika tak mampu melakukan satu hal yang diharuskan, namun cublak-cublak suweng melibatkan lebih banyak pemain sehingga tak heran bila permainannya lebih seru. Ejekan ringan dan derai tawa pun mengalir, membuat suasana menjadi ramai.


Pertama, kumpulkan dulu rekan-rekan anda sebanyak-banyaknya. Agar permainan lebih seru, minimal perlu ada lima orang. Kemudian, siapkan benda tertentu, biasanya berupa kerikil, sebagai benda yang nanti akan disembunyikan oleh anda atau salah satu rekan anda yang ikut bermain.

Nah, sesudahnya, hom pim pa dan ping sut dahulu untuk menentukan siapa yang akan menjadi orang yang harus menebak pemegang kerikil. Orang yang harus menebak adalah orang yang kalah dalam ping sut dan ia harus duduk menungging dengan kepala mencium lantai dan mata ditutup. Sementara, peserta lain menengadahkan telapak tangan di punggung orang yang harus menebak. Satu peserta kemudian bertugas memegang kerikil atau benda lain yang akan disembunyikan.

Permainan kemudian dimulai dengan menyentuhkan kerikil ke setiap telapak tangan peserta lain. Sepanjang permainan, peserta mendendangkan lagu cublak-cublak suweng. Syairnya, “cublak-cublak suweng, suwenge teng-gelenter, mambu ketundung gudel, pa empo lera lere, sopo ngguyu ndeliake”. Setelah sampai pada kata ndelikake, kerikil harus digenggam oleh peserta yang tangannya terakhir kali disentuh.

Setelah kerikil digenggam, orang yang harus menebak bangun dan duduk bersimpuh. Sementara peserta lain menyanyikan lagu, “sir, sir pong ndelik gopong” sebanyak mungkin hingga orang yang harus menebak menentukan siapa yang menyembunyikan kerikil. Sambil menyanyi, telunjuk tangan digoyangkan dan diarahkan ke orang yang harus menebak. Dia hanya diberikan kesempatan satu kali. Bila tak berhasil, dia akan menjadi orang yang harus menebak pada permainan berikutnya.



Kalau anda menjadi orang yang harus menebak, anda mesti hati-hati agar tidak gagal menebak untuk yang kedua kalinya. Kalau sampai gagal, bisa-bisa anda diminta mengelilingi lapangan atau bangsal tempat bermain dengan lari jongkok. Atau, kadang diminta memenuhi permintaan yang aneh-aneh dari peserta lain. Tak enak bukan? Maka, anda mesti mempunyai trik agar dapat menebak dengan benar.

Cara-cara fair bisa diandalkan untuk modal menebak bila anda peka. Misalnya, dengan membaca bahasa tubuh peserta yang ikut bermain. Wajah peserta yang menyembunyikan kerikil mungkin akan terlihat berbeda. Bisa pula dengan melihat tangan setiap peserta, siapa tahu akan tertebak penyembunyi kerikilnya. Selain itu, anda juga bisa menghapalkan letak duduk peserta sebelum menutup mata dan kemudian merasakan perputaran kerikil yang disentuhkan pada setiap telapak tangan peserta.

Jika mau agak curang, ada juga tipsnya. Anda bisa sedikit memiringkan kepala ke arah kiri atau kanan. Kemudian, bukalah sedikit mata anda sehingga tampak seperti mata ayam yang sedang tidur, pasti dapat melihat peserta yang menyembunyikan kerikilnya. Tapi jangan sampai ketahuan oleh peserta lain. Kalau ketahuan, bisa-bisa anda mendapat tambahan hukuman yang semakin menyusahkan.


Bekel

Bekeladalah salah satu jenis permainan tradisional dari Jawa Tengah. Bekelbiasanya dimainkan oleh anak-anak perempuan berusia 7 -- 10 tahun dengan jumlah pemain 2 sampai 4 orang. Permainan ini bersifat kompetitif atau bisa dipertandingkan dengan aturan-aturan yang disepakati bersama.
Bekel ini dimainkan dengan cara bergantian menggunakan satu bola kecil dari karet dan enam bijinya. Tantangannya adalah mengambil atau mengubah posisi biji sambil memantulkan bola.


Sejarah:

Bekelan berasal dari bahasa Belanda, bikkelen. Bekel ini terdiri dari sebuah bola bekel dan lima buah biji bekel berbentuk logam. Ada yang terbuat dari kuningan, dan ada yang terbuat dari bahan timah.Pada awalnya biji bekel dibuat dari engsel tulang tumit kaki belakang domba. Sekarang dibuat dari logam. Bentuk biji bekel nyaris seragam di berbagai negara. Tidak mengalami perubahan sejak dahulu. Logam ini memiliki bentuk yang khas. Terdiri dari permukaan kasar yang ditandai dengan lubang-lubang kecil di permukannya berjumlah lima titik, permukaan halus yang ada tanda silang atau polos sama sekali, permukaan atas yang ada bintik merahnya, dan permukaan bawah yang tidak ada tanda catnya.

Cara bermain:

1. Bola dan biji bekel itu digenggam menjadi satu, kemudian bola dilempar setinggi kurang lebih 30 cm.
2. Setelah bolanya turun dan memantul, biji bekel dilepas dalam posisi acak, kemudian diambil satu per satu, dua-dua, tiga-tiga, dan seterusnya sampai habis.
3. Biji bekel yang sudah dilepas dari genggaman dibalikkan menjadi posisi: pit (bentuk seperti kursi), ro (kebalikan posisi pit), cin (singkatan licin yaitu posisi miring tanpa ada bintik di permukaan biji) dan peng (singkatan bopeng yaitu posisi miring dengan ada bintik di permukaan biji).Permainan akan dinyatakan berakhir/berhenti atau istilahnya mati, jika saat pengam
bilan biji bekel tangan si pemain mengenai atau menyentuh biji bekel yang lain.

Congkla

adalah suatu jenis permainan tradisional yang dikenal dengan berbagai macam nama di seluruh indonesia.
Biasanya dalam permainan, sejenis cangkang kerang digunakan sebagai biji congklak dan jika tidak ada, kadangk


ala digunakan jugabiji-bijian dari tumbuh-tumbuhan.
Congklak memiliki nama yang berbeda-beda di berbagai daerah,di malaysia permainan ini lebih dikenal dengan nama congklk dan istilah ini juga dikenal di beberapa daerah di Sumatera dengan kebudayaan melayu.
Di jawa, permainan ini lebih dikenal dengan nama congklak, dakon, dhakon atau dhakonan.


Selain itu di lampung permainan ini lebih dikenal dengan nama dentuman lamban sedangkan di Sulawesi permainan ini le

bih dikenal dengan nama mokaotan, maggaleceng, aggalacang dan nogarata.
Dalam bahasa Inggris, permainan ini disebut mancala.



Gasing
Gasing dari Yogjakarta


gasing khas jateng yang sering dijumpai
Gasing merupakan salah satu mainan yang juga banyak dikenal, Bukan hanya di jawa tengah namun juga di Seluruh Indonesia bahkan di di Jepang juga ada. Tapi tentunya kita mempunyai gasing khas jawa tengah salah satunya yaitu pathon dari Yogyakarta.




Dalam memainkan gasing, dapat digunakan tali yang dililitkan pada badan gasing. Kemudian gasing dihentak sambil lilitan tali ditarik. Gasing pun jatuh ke lantai dan berputar pada porosnya. Ada pula yang menggunakan bantuan bilah bambu sebagai pegangan tali untuk memutar gasing. Di Jawa Tengah dan Yogyakarta, permainan ini disebut pathon yaitu gasing yang berputar diadu. Siapa yang bisa mengeluarkan gasing dari arena (biasanya lingkaran yang dibuat dari kapur), maka dialah pemenangnya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar